Jumat, 02 Mei 2014

From Zero to Hero

Standard
Sebenernya ini merupakan tulisan lama, yang diposting di blog lama. Tapi karena blog lama itu sudah enggak aktif, ya ... daripada mubadzir, mendingan saya repost di sini. :D Tapi OK, kok. Insya Allah bermanaat.
Cekidot ...
Image Source
“Pahlawan bukanlah orang suci dari langit yang diturunkan ke bumi untuk menyelesaikan persoalan manusia dengan mu’jizat, secepat kilat untuk kemudian kembali lagi ke langit. Pahlawan adalah orang biasa yang melakukan pekerjaan-pekerjaan besar, dalam sunyi yang panjang sampai waktu mereka habis.”

Jangan pernah menyangka bahwa seorang pahlawan selalu meraih prestasi-prestasinya dengan mulus, atau bahkan tidak pernah mengenal kegagalan. Kesulitan-kesulitan adalah rintangan yang diciptakan oleh sejarah dalam perjalanan menuju kepahlawanan. Karena itu peluang kegagalan sama besarnya dengan peluang keberhasilan. “Kalau bukan karena kesulitan, maka semua orang akan jadi pahlawan.” Kata seorang penyair Arab, Al Mutanabbi.

Bagaimana seorang pahlawan dapat melampaui kegagalan-kegagalannya dan merebut takdirnya sebagai Pahlawan…

Rahasia yang pertama, adalah mimpi yang tak pernah selesai. Kegagalan tidak boleh menyentuh sedikitpun wilayah mimpinya. Mimpi tidak boleh selesai karena kegagalan. Atau jangan pernah berandai bahwa mimpi akan terjamah oleh kegagalan. “Dan tekad seperti ini akan merubah rintangan dan kesulitan menjadi sarana mencapai tujuan.” Kata Said Bin Musayyib.

Rahasia yang kedua, adalah semangat pembelajaran yang konstan. Seorang pahlawan tidak pernah memandang dirinya sebagai superman atau malaikat. Ia tetaplah manusia biasa. Dan kegagalan merupakan bagian dari tabiat kehidupan manusia, maka ia “memaafkan” dirinya untuk kegagalan itu. Namun dia tidak berhenti sampai disitu, kegagalan adalah obyek pengalaman yang harus dipelajari, untuk kemudian diramu menjadi pintu kemenangan.

Rahasia ketiga, adalah kepercayaan pada waktu.Setiap peristiwa ada waktunya, maka setiap kemenangan ada jadwalnya. Ada banyak rahasia yang tersimpan dalam rahim waktu, dan biasanya tidak tercatat dalam kesadaran kita. Akan tetapi, para pahlawan biasanya mempunyai cara yang lain untuk mengenalinya atau minimal merabanya. Yaitu dengan Firasat (intuisi). Firasat bagi mereka adalah faktor intuitif yang menyempurnakan faktor rasional. Begitulah ahirnya takdir kepahlawanan terjembatani dengan firasat untuk sampai ke kenyataan.

Jadi, jika kita mau belajar berimajinasi (menjadi penghayal ulung), barangkali kita telah memiliki sebagian dari potensi ledakan kepahlawanan. Berikut kisah-kisah kepahlawanan yang mungkin akan memberikan inspirasi kepada kita semua, bahwa kita pun bisa menjadi pahlawan.

Kita pasti sudah sangat mengenal Hirotada Ototake, motivatorhebat yang ternyata terlahir dalam keadaan cacat, tanpa kedua tangan dan kedua kaki. Kita bisa menghayati perjalanan hidupnya dalam sebuah karyanya “No one’s Perfect”.

Kita mungkin juga pernah mengamati perjalanan hidup yang tragis dan memilukan seorang wanita kulit hitam yang tinggal di wilayah kumuh di negeri yang melecehkan kaum negro, dibesarkan oleh keluarga yang broken home, dan masa mudanya diwarnai dengan sexual harassment, drugs, dan narkotika. Ya, dialah Oprah Winfrey. Ternyata, setelah itu ia mampu melesat begitu cepat bak meteor sebagai orang yang paling berpengaruh di negeri Paman Sam. Dunia pun menobatkannya sebagai The Queen of Presenter in The World.

Kisah seorang atlet renang muda, yang namanya terukir dalam tinta emas Guinness Book Of Record. Ketika berusia 15 tahun, sang atlet menyatakan kepada pelatih dan teman satu timnya bahwa tujuh tahun yang akan datang ia akan berangkat ke olimpiade, mewakili bangsanya dan memenangkan tujuh medali emas. Selanjutnya hari-harinya disibukkan oleh latihan yang ketat tanpa henti dan tentu saja membosankan. Namun, ia tetap tekun menjalaninya hingga tujuh tahun. Tahukah anda apa yang terjadi setelah itu? Ya, dia berhasil memenuhi ambisinya memenangkan tujuh medali emas olimpiade mewakili kontingen Amerika Serikat. Dialah Michel Spitz.

Cerita lain mengenai seorang anak laki-laki bernama Pat Mesiti. Pat adalah anak dari sepasang pecandu berat alcohol. Saat masih kecil, ayahnya yang pemabuk sering memukul Pat, karena dianggap Pat telah mencuri uangnya. Pat sering dikurung selama sehari penuh dan tidak diberi makan dan minum sama sekali. Pat tumbuh dengan harga diri yang rendah dan prestasi sekolah yang berantakan. Ia harus sering pindah dari sekolah satu ke sekolah lainnya. Di setiap sekolah barunya ia selalu diberi label anak berandalan, anak bermasalah, anak pecandu alcohol, anak bodoh, anak bandel, dan lainnya. Suatu saat ia pindah sekolah lagi. Tidak ada satu pun guru dan kepala sekolah yang percaya kepada Pat, kecuali guru olahraganya. Waktu itu Pat telah berusia 15 tahun. Guru olahraganya berkata “ Nak, kamu adalah manusia yang berharga. Kamu dapat mencapai apapun yang kamu inginkan dalam hidupmu. Kamu bisa menjadi apa saja yang kamu inginkan asalkan kamu percaya pada kemampuan dirimu. Saya percaya pada dirimu. Kamu pasti bisa!” Dengan berbekal rasa cinta dan percaya diri dari satu orang guru itu saja, Pat lalu mengembangkan dirinya. Ia mulai mengejar impian semasa kecilnya dulu. Ia ingin menjadi juara tinju di sekolahnya. Singkat cerita, dibawah bimbingan dan asuhan guru ini, Pat akhirnya berhasil menjadi juara. Dari sini Pat mulai mengejar impian yang lebih besar lagi. Dia bangun kembali konsep dirinya. Dia tetapkan tujuan hidupnya. Walaupun tidak mudah namun berkat ketekunan, keteguhan hati, keuletan, dan semangat yang tinggi, Pat kini menjadi Public Speaker paling top di Australia. Pat telah menulis beberapa buku laris, diantaranya adalah Attitude and Altitude. Pat Mesiti kini telah berusia 44 tahun. Sekarang ia memimpin suatu organisasi pemuda terbesar di Australia. Organisasi ini banyak membantu anak-anak muda, yang “bermasalah” anak-anak muda yang terlibat Narkoba, alcohol, pelacuran, hamil muda, dll. Organisasi ini sangat berhasil dan berkembang. Hingga saat ini mereka membuka cabang di Amerika dan Inggris. Sungguh ajaib. Cinta dan kepercayaan dari satu orang saja dapat mengubah hidup orang lain. Dan efek ini menjadi lebih dahsyat lagi karena orang yang berubah itu ternyata memberikan kontribusi yang begitu besar pada umat manusia.

Bangsa yang sedang mengalami kritis kata Rosevelt hanya membutuhkan satu hal, Motivasi. Sebuahkehidupan yang terhormat dan berwibawa yang dilandasi keadilan dan kemakmuran masih mungkin dibangun di negeri ini. Untaian zamrud khatulistiwa inimasih mungkin dirajut menjadi kalung sejarah yang indah. Tidak peduli seberapa besar krisis yang menimpa kita saat ini. Tidak peduli seberapa banyak kekuatan asing yang menginginkan kehancuran bagsa ini. Masih mungkin dengan satu kata : “Para Pahlawan”. Tapi jangan menanti kedatangannya atau untuk menggodanya datang kesini. Sekali lagi, jangan pernah menunggu kedatangannya, seperti orang-orang lugu yang tertindas itu; mereka menunggu datangnya Ratu Adil yang tidak akan pernah datang.

Mereka tidak akan pernah datang. Meraka bahkan sudah ada disini. Mereka adalah Aku, Kamu, dan Kita semua. Mereka bukan orang lain. Mereka hanya belum memulai. Mereka hanya perlu berjanji untuk merebut takdir kepahlawanan mereka dan dunia akan menyaksikan gugusan pulau-pulau ini menjelma menjadi untaian kalung Zamrud kembali yang menghiasi leher sejarah. Semoga..!!

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment