Rabu, 02 November 2011

Ya Rasul, izinkanlah aku berzina

Standard
Picture Credit: jxdx
Dikisahkan pada suatu waktu Rasulullah SAW dan beberapa orang Sahabat RA sedang duduk-duduk di Masjid setelah melaksanakan sholat fardhu berjamaah. Tidak berapa lama terlihat seorang anak muda menghampiri tempat Rasulullah SAW dan para Sahabat RA. Anak muda itu lalu mendekati Rasulullah SAW dan terjadilah dialog diantara mereka.

"Ya Nabi, Izinkanlah saya berzinah,"kata si Anak Muda. Tentu saja omongan si Pemuda tadi membuat kaget semua yang mendengar, bahkan sebagian ada tampak emosi, hal ini terlihat dari wajah mereka yang merah padam.
"Hey, Anak muda! jaga ucapanmu, tidakkah kau tahu dengan siapa kau berbicara?" tegur salah seorang Sahabat RA
Nabi SAW memberi isyarat tangan agar para sahabat sabar dan tenang. "Baiklah Anak muda. Tapi sebelumnya aku ingin bertanya kepadamu," ujar Beliau.
Si Anak Muda pun menjawab, "Silakan ya Rasulullah."
"Sudikah kau jika Ibumu dizinahi orang lain?" tanya Nabi.
"Tentu saja tidak!" jawab pemuda itu tegas.
"Begitu juga orang lain tidak sudi Ibunya dizinahi." Kemudian Beliau melanjutkan, "Sudikah kau jika orang lain menzinahi putrimu?"
"Tentu saja tidak ya Rasul!" jawab pemuda itu lagi.
"Begitu juga orang lain tidak sudi putrinya dizinahi. Sudikah kau jika orang lain berzinah dengan saudarimu?"
"Tentu saja tidak ya Nabi!"
"Begitu juga orang lain tidak ingin saudarinya dizinahi. Sudikah kau jika orang lain menzinahi Isterimu?"
"Tentu saja tidak, Ya Rasul." Kali ini sudah terdengar nada getir dari ucapan si Anak muda.
Nabi SAW melanjutkan dengan Bibi dan seluruh ahli keluarga si Pemuda tadi dan si Anak muda tadi tetap menjawab dengan jawaban yang sama.

Tidak berapa lama terlihat Nabi SAW meletakkan telapak tangannya yang putih bersih lagi suci ke dada anak muda tadi, ada perasaan yang menyejukkan yang di rasakan didalam dada Anak muda tersebut, lantas Nabi SAW mendoakan si Anak Muda tadi.
Selang beberapa hari diketahui bahwa perkara yang paling dibenci si Anak muda adalah perkara ZINAH.

Subhana Allah, betapa cerdas cara Rasulullah SAW dalam berdakwah, tidak perlu pakai bahasa geram, tidak perlu marah-marah, tidak pakai kekerasan, memakai bahasa yang sederhana, mudah dan efektif.
Sementara sebagian dari kita umat Islam, dalam syiar atau mendakwahkan agama tampak sangar, geram, marah-marah, teriak-teriak, kekerasan, menggunakan bahasa dari negeri jauh, saking jauhnya membuat umat bingung, merasa paling ‘Islam’ sehingga suka meremehkan kelompok lainya, bahkan ada yang berani mengkafirkan orang-orang Islam yang diluar golongannya.
Seandainya kita mau sedikit belajar cara dakwah dan syiar yang sudah dicontohkan oleh Nabi SAW dan para sahabat RA, jangankan umat Islam, umat non Islampun pasti suka. Nabi SAW mendatangi Umat dalam berdakwah (ingat kisah di Thaif ) dan dilanjutkan oleh para Sahabat RA sehingga banyak yang meninggal dunia jauh dari kampung halamannya, misalnya Abu Hurairah yang meninggal di Rusia.

Seandainya Nabi SAW dan para Sahabat RA dalam Syiar dan Dakwahnya seperti yang dilakukan para Da’I dan Mubalig sekarang, yang minta didatangi umat, bisa jadi Islam tidak sampai ke Indonesia, tidak sampai ke Nenek Moyang kita.seperti tertulis dalam sejarah bahwa Islam pertama kali datang ke Indonesia di bawa oleh para Ulama dari Gujarat, India yang tanpa diundang, tanpa dikasih amplop, tanpa disediakan tiket dan akomodasi dll, hehehehe.

Ada yang perlu sedikit diluruskan dari sejarah, bahwa yang datang adalah serombongan ulama yang dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari syiar dan dakwahnya mereka berdagang secukupnya.

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment