Rabu, 02 November 2011

Mengerti cinta dengan iman

Standard

Cinta.

picture credit: Vamos8Volta
Salah satu pendefinisian dari cinta yang disetujui oleh hampir setiap manusia adalah, bahwa cinta merupakan sebuah kata dengan beribu makna. Kenapa demikian? Saya rasa anda juga bisa menjawab pertanyaan tersebut. :)
Tidak ada orang yang tidak mengenal kata cinta. Anak-anak dan kakek-nenek pun tahu tentang kalimat cinta. Cinta selalu menghiasi kehidupan manusia. Terutama di kalangan remaja. Cinta sepertinya sudah menjadi kalimat pamungkas untuk mengungkapkan perasaannya kepada pasangannya. Dia akan bahagia karena cinta, sedih karena cinta, dan rela sengsara demi cinta.
Dalam sejarah kehidupan manusia, banyak orang yang mendapat kehormatannya karena cinta, juga tidak sedikit orang-orang yang tersungkur dalam kehancuran karena cinta. Cinta juga mampu menjadikan seseorang mengorbankan segala-galanya, termasuk satu-satunya jiwa dan raga yang ia miliki. Wanita rela menyerahkan kehormatannya demi cinta. Laki-laki rela mengorbankan keutuhan rumah tangganya juga demi cinta. Begitulah dahsyatnya cinta.
Jadi, apa sesungguhnya hakikat dari Cinta itu? Apakah sama dengan Nafsu? Apa cinta juga identik dengan Seks?
Penasaran pengen tau jawabannya? Simak baik-baik uraian di bawah ini.

Cinta menurut bahasa (kamus besar B.Indonesia online)  berarti suka sekali, atau sayang benar. Menurut versi wikipedia Cinta adalah sebuah emosi dari kasih sayang yang kuat dan ketertarikan pribadi (pada lawan jenis). Islam dengan wataknya yang melekat dengan fitrah, jalan ruhani, dan aturan sakral memberikan pengakuan yang tegas terhadap eksistensi cinta yang esensinya berakar dalam diri manusia. Oleh karena itu, manusia yang masih dalam keadaan fitrah pastilah masih memiliki cinta. Cinta adalah karunia dari Allah swt untuk setiap manusia, seperti yang disebutkan dalam firman-Nya:
“Dijadikan indah pada pandangan manusia kecintaan terhadap apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak, dan sawah lading. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan si sisi Allahlah tempat kembali yang baik” (QS. 3 : 14)
 Jadi, wajarlah jika manusia memiliki rasa cinta terhadap sesamanya yang berlainan jenis. Bahkan, merupakan hal yang wajar pula jika manusia memiliki kecintaan kepada mahluk Allah yang lainnya. Islam sendiri datang bukan untuk menghilangkan hal-hal yang telah menjadi fitrah manusia, tetapi Islam datang untuk menjaga agar fitrah tersebut tetap berjalan di atas kesucian. Oleh karena itu, di akhir ayat Allah SWT menekankan bahwa seindah apa pun cinta yang dirasakan, tetap tidak sebaik apa yang ada di sisiNya. Dengan demikian, kecintaan seorang manusia terhadap sesuatu hendaknya tidaklah berlebihan dan sesuai dengan kadarnya.
Dalam pandangan islam, cinta terhadap sesuatu, baik terhadap lawan jenis maupun hal-hal lain adalah hal yang diperbolehkan. Dengan catatan, rasa cinta tersebut tidak mengalahkan kecintaannya kepada Sang Pemberi Cinta, ialah Allah swt.

bersambung...

sumber:
Dari berbagai sumber.

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment