Kamis, 24 April 2014

Jurnal Mimpi

Standard
Pada pertengahan tahun 2012 lalu, ketika saya untuk pertama kalinya mengenal konsep Lucid Dream, saya keranjingan sekali dengan hal ini. Segala artikel yang berhubungan dengan mimpi pasti saya baca. Entah itu di dalam forum, blog, atau situs khusus yang membahas tentang mimpi. Ini adalah hal baru yang cukup keren untuk saya. Lucid Dream ... :)

Oh, tapi sebelum masuk ke dalam inti pembicaraan ... apa kau tahu apa itu Lucid Dream?
Lucid Dream adalah kondisi di mana kau bisa mengontrol mimpimu sendiri. Ya benar, mengontrol, secara harfiah. Kau bisa terbang ke mana pun sesukamu, bertemu dengan semua orang di dunia yang kau mau, memunculkan benda-benda apapun yang kau mau, menyelam ke dalam samudera, menjadi pacar artis-artis terkenal, atau bahkan menikahi mereka. Secara sederhananya, kau menjadi "tuhan" di dalam mimpimu sendiri, atau jika istilah tersebut terlalu berlebihan, maka kau adalah seorang penulis yang bisa menentukan jalan cerita mimpimu sendiri. Hanya saja, kau menulis dan menjalaninya pada saat yang bersamaan. Kau bisa memanipulasi dan mengeksploitasi mimpi sesuka hati.
Memang luar biasa Konsep Lucid Dream ini. Namun untuk mengalaminya, tidak sesederhana yang kau bayangkan. Ada hal-hal khusus yang harus kau pahami mengenai Lucid Dream. Seperti, ini tidak bisa terjadi setiap malam, atau setiap kau menginginkannya, kecuali kau sudah punya jam terbang (Lucid Dream) yang cukup lama. Namun jika kau tertarik dengan konsep ini, kita akan membahasnya besok. Karena malam ini, saya ingin membahas tentang Jurnal Mimpi, sebuah halaman yang harus kau buka sebelum membaca halaman Lucid Dream.

Kembali ke dua tahun yang lalu saat saya sangat berhasrat dengan Dunia Mimpi. Setiap bangun tidur, saya selalu menuliskan mimpi-mimpi yang baru saja saya alami dalam sebuah buku yang saya beri judul Jurnal Mimpi. Selain untuk riset saya dalam menulis buku fantasi, saya juga melakukannya untuk mengembangkan kemampuan saya dalam mengendalikan Lucid Dram. Melatih ingatan kita tentang mimpi-mimpi merupakan salah-satu cara untuk meningkatkan kemampuan dalam mengendalikan mimpi. Itulah kenapa saya melakukannya. Tapi, mungkin kau bertanya-tanya kenapa saya mengangkat topik ini sekarang, dua tahun setelahnya?
Well ... karena tadi siang saat saya sedang membersihkan kamar, saya menemukan Jurnal Mimpi saya. Kau tahu, saya adalah orang yang mudah bosan dengan rutinitas. Jadi setelah beberapa hari menuliskan semua mimpi-mimpi di dalam Jurnal Mimpi, saya mulai berhenti melakukannya. Dan kini, saat saya menemukan buku itu, saya tertegun setelah membaca salah satu episode mimpi saya sendiri.
Apa karena ceritanya yang mengerikan, menyenangkan, luar biasa?
Tidak juga.
Lebih karena ... saya BISA MENGINGAT KEMBALI hampir semua mimpi yang sudah saya alami dua tahun yang lalu itu. Walaupun tidak sampai 50%. Tapi ... bukankah ini luar biasa? Mungkin karena saya tidak menuliskannya secara lebih detil dalam jurnal mimpi tersebut, sehingga ingatan saya pun tidak begitu jelas. Tapi ... ini salah satunya:
22 Juli 2012 | Pukul 10.00 - 13.00 wib
Menjelajah sebuah hutan yang asing bersama beberapa teman; Gea, Ela, Mamat, David, dan Strange Man. Setelah menemukan jalan keluar dari dalam hutan, di perjalanan pulang hampir saja tertinggal oleh kereta, setelah sebelumnya bertemu dengan seekor baboon dan ditolong olehnya. Setelah sampai di stasiun dan harus berpisah, entah kenapa terasa sangat mengharukan. Kemudian berjalan menuju basecamp. Tiba-tiba saja teringat bahwa tas carier saya tertinggal di dalam hutan. Entah kenapa muncul keinginan konyol untuk kembali ke dalam hutan dan mengambil tas carier yang tertinggal itu. Kemudian saya meminta Mamat untuk menemani. =End of Story=
Tidak terlalu bagus dalam menggambarkan sesuatu memang. Saya masih belajar untuk itu. Karena itulah deskripsi yang saya tuliskan tidak terlalu mengena. :/
Well ... kau mungkin juga harus mencobanya. Jika kau seorang penulis, kau bisa mendapatkan ide cerita dari mimpimu sendiri. Dan cobalah untuk tidak mencontoh saya, tentu saja. :D

(Jika mau mengikuti) Saran orang lain (sumber), segera catat dengan detail semua mimpi-mimpi setiap bangun tidur. Ini akan membantu otak untuk memetakan mimpi dan membiasakan otak untuk mengenali mimpi sebagai bagian yang lumrah dalam keseharian kita.
Hati-hati menyimpan jurnal mimpi. Karena sangat dianjurkan untuk mencatat secara detail dan butuh kejujuran. Agak berbahaya kalau mimpi yang bermula obsesi untuk berdansa dengan artis dangdut ibu kota sampai dibaca oleh tetangga. :D

=C. Vindra R.=

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment