Minggu, 08 Maret 2015

Innie's sunday afternoon

Standard
Sebuah perjuangan yang cukup berat bagi mereka yang memiliki kepribadian introvert. Yaitu hidup di dunia ekstrovert. Apalagi jika ia justru terperangkap dalam dunia introversinya sendiri.
Kaya gue.
Picture Credit: 9gag
Gue baru tahu kalau gue introvert, kira2 beberapa bulan yang lalu. Atau mungkin tahun lalu, setelah sahabat baik gue ngasih buku The Introvert Advantage karya Marti Olsen Laney.
Sebelum baca buku itu, gue selalu ngrasa terlahir sebagai "alien". Lo pasti ngerti rasanya kalau lo juga introvert. Gimana nggak cocoknya Lo dengan keramaian, saat lo lebih suka diem ketimbang ngomong ngalor-ngidul nggak jelas, saat lo lebih milih baca buku di kamar ketimbang nonton konser rame2, atau saat lo tiba-tiba jadi gugup di depan orang tanpa alasan yang lo bisa ngerti.
Gue BUKAN pendiam, juga bukan pemalu, begitu juga dengan mereka para Innies di luar sana. Kita cuma ... introvert. Karena saat gue butuh sesuatu, gue akan mengungkapkannya dengan jelas. Dan saat gue sudah dapet apa yang gue butuh, gue akan kembali ke dalam dunia Innies gue.
Egois?? NO!! gue cuma ngerasa ... you know, talk less do more?
Mungkin emang bener, orang Introvert selalu sibuk dengan pikiran mereka. Karena saat mereka diam, mereka nggak "mati" kok. Mereka justru sedang bergelut dengan pemikiran mereka sendiri. Dan biasanya orang-orang akan terkejut saat mereka bicara untuk mengungkapkan isi kepalanya.
Dan ironinya, beberapa orang Outtie / Ekstrovert tidak bisa memahami hal ini. Mereka selalu menganggap sifat diam para Innie sebagai sebuah bentuk kecongkakan. Para Innie biasanya mendapatkan kesan buruk dari para Outtie, yang jarang bicara meski mereka memiliki pengetahuan pada topik yang sedang dibicarakan.

Picture Credit: Yanguchitzure
Sebenernya, perbedaan yang PALING mendasar antara Introvert dan Ekstrovert, adalah ENERGI yang mereka hasilkan dan keluarkan.
Orang Ekstrovert akan "mati" kalau kelamaan diem di rumah, mereka harus ketemu orang lain, melakukan kegiatan dan banyak hal, olah raga, jalan rame2, nonton konser, karena dari situ mereka mendapatkan "energi" mereka. Mereka akan sangat bersemangat saat mendengar kata PESTA.
Sebaliknya, orang introvert justru akan "mati" saat mereka melakukan hal-hal di atas. Mungkin mereka akan menghadiri acara-acara tersebut sesekali, tapi mereka nggak akan bisa bertahan lama di sana. Percaya atau nggak, jika kelamaan di tempat ramai, mereka bisa tiba-tiba ngerasa pusing dan pengen cepet2 melemparkan dirinya ke kasur yang empuk dalam kamarnya yang nyaman. That's our heaven ...
Sebuah sofa yang nyaman, dengan secangkir kopi / teh dan buku yang bisa dibaca, merupakan "charger" bagi mereka yang Innie.
Kolam renang dengan papan seluncur yang tinggi, dan ramai dengan orang-orang / konser musik dengan sound system terbaik, adalah "charger" para Outties.

Itulah kenapa, biasanya orang Introvert punya lebih sedikit teman ketimbang mereka yang Ekstrovert. Teman-teman yang berkualitas, yang layak disebut sebagai sahabat baik.

Well, sekarang masalahnya (gue) ... gimana kalau kesibukan gue di dunia Innie justru menjadi kebiasaan? Gue lebih suka melaukan hal-hal di dalam imajinasi gue ketimbang dunia nyata? yang pada akhirnya mengubah gue jadi pemalas, quitter, day dreaming, dan sebagainya??
It's happening!!
I need someone to pull me up!! I'm drowning in my own dream ...
somebody help me ... :( please.

0 komentar:

Posting Komentar

Post Comment