Picture Credit: pesare |
Meski simfoni waktu yang berjalan mengikatku dengan angan dan perjuangan, namun kepastian akan hal itu tetap terkunci rapat dalam rahimnya.
Aku telah letih memelas kepada waktu untuk membongkar kembali makam masalaluku, yang mana bersamanya terkubur seluruh harta karun dan mimpiku.
Kini jalan yang kulalui terasa kian pelik.
Seakan burung-burung jua melantunkan lagu melankolis yang menghujam jeruji tangkai mawar dalam dada.
Aku terdiam,
Terdiam cukup lama untuk menyelami lagu-lagu mereka.
Duduk di bawah kanopi sambil sesekali terkena embusan angin kering dari dalam pekatnya hutan.
Satu, Dua ...
Sampai akhirnya aku tersadar, bahwa aku telah kehilangan sesuatu yang besar.
0 komentar:
Posting Komentar