Pernah nggak, kamu ngalamin kejadian ini:
"Wah, udah mau syawal nih minggu depan. Insya Allah niat mau puasa."
Tapi karena banyaknya kegiatan, tugas kuliah, kerja sambilan, dan enggak ada yang ngingetin karena tinggal di kost, akhirnya ...
"Ya Allah, kok bisa lupa? padahal minggu lalu udah diniati."
Yah, manusia memang tempatnya salah dan lupa. Karena itulah kita selalu diperintahkan untuk selalu berusaha, termasuk untuk berusaha agar tidak lupa. Diantara usaha yang bisa kita lakukan adalah; dengan membuat catatan harian, buku agenda, pasang alarm pengingat di HP, dll.
Nah ngomongin soal berusaha buat enggak lupa, terutama dengan masalah berpuasa yang sudah saya singgung di atas, kali ini saya mau membagikan salah satu tools penanggulangan penyakit lupa terhadap hari-hari yang disunahkan untuk berpuasa.
Namanya, Kalender Puasa untuk Tahun 1436 H dan 2015 M
Langsung aja cekidot penampakannya ...
Kalender Puasa untuk Tahun 1436 H dan 2015 M
Bener banget, hari-hari tertentu ditandai dengan warna yang berbeda. Kayak uasa senin-kamis, huruf putih - bold hijau, puasa ramadhan, huruf hitam - bold orange, dst.
Tapi, di kalender ini enggak ada tanda buat peringatan hari-hari nasional / internasional, lho ya?
Namanya juga Kalender Puasa ...
Well, kalender ini bisa kalian download dengan 2 format yang berbeda. JPG dan PDF. Ukuran file 2MB, dengan resolusi lebih dari 2000 pixel.
so ... Welcome to the start line of life ...
when Life start, at the end of your comfot zone.
Yup, bener banget. Orang-orang yang enggak pernah meninggalkan zona nyaman mereka, adalah orang-orang yang enggak pernah merasakan kehidupan. Masih mau tanya alasannya kenapa?
Oh, come on!
"Kalau hidup hanya sekadar hidup, maka KERA di hutan juga hidup!"
- Buya Hamka -
Kehidupan ini terlalu singkat untuk dihabiskan dengan "sekedar hidup". Sekali-kali keluarlah dari rutinitas; berjalanlah bermil-mil jauhnya, atau tidur di hutan belantara, agar pada akhirnya kita bisa menjadi "sederhana". Ya, perjalanan akan membuatmu merasa sederhana.
"Perjalanan membuatmu merasa sederhana, karena kau akan menyadari bahwa kau hanya menempati tempat yang kecil di dunia ini."
- Gustave Flaubert -
Dan saat kau mulai memutuskan untuk melangkahi batas zona nyamanmu, semoga saat itu kita akan dipertemukan di luar sana. Sebagai pribadi-pribadi yang lebih baik dari sebelumnya.
Baiklah, sekarang kita akan ngomongin semangka.
Judulnya enggak berlebihan, kok. Karena sumpah, seumur hidup ane, itu adalah semangka paling ganas, segar, dan manis yang pernah ane makan! Melebihi kesegaran teh kemasan dalam lemari es toko-toko terdekat. Bahkan sampai sekarang pun masih kebayang kesegaran semangka yang sudah habis lebih dari sebulan yang lalu. Bener-bener bahaya deh ini semangka.
Oh yeah, tepatnya tanggal 27 September 2014 pendakian kami dimulai. Kunjungan ke-2 kami ke Gunung Semeru di kota Malang Jawa Timur.
Ada banyak hal yang berubah setelah kali ke dua kami mengunjungi tempat tersebut. Salah satunya adalah masalah transportasi. Dulu saat kami tiba di daerah Tumpang, tidak ada angkot yang mau membawa kami ke Ranu Pane, karena kami sudah ketinggalan jadwal. Namun kemarin, sepertinya semua sudah terorganisir dengan baik. Karena di Tumpang sudah ada basecamp bagi calon pendaki Gunung Bromo maupun Semeru.
Eh, kok tiba-tiba ke tumpang? aduh ... maaf, TS suka loncat-loncat kalau nulis. Baiklah, kita urutkan saja kronologinya.
Ehm. Kalau kalian mau ke Semeru, ini daftar perlengkapan administrasi Gunung Semeru yang harus dipersiapkan dari rumah.
FC identitas diri; KTP / SIM / Kartu Pelajar / Paspor.
Surat Keterangan Kesehatan dari Dokter.
Materai senilai Rp.6.000,00
Uang untuk membeli tiket masuk:
a. Rp.17.500,00 Untuk hari-hari biasa.
b. Rp.22.500,00 Untuk hari libur.
ps. Harga tiket dihitung per hari, bukan sekali masuk.
Rute transportasi Gunung Semeru dan Bromo.
Kalau kalian datang menggunakan kereta api, turun di stasiun Malang. .
Setelah itu, naiklah angkot dengan kode AMG menuju Terminal Arjosari dengan tarif Rp.5.000. Kira-kira butuh waktu 30 menit untuk tiba di Arjosari. HATI-HATI, di sekitar pintu keluar stasiun akan ada banyak calo. Mereka PASTI menawarkan jasa antar langsung menuju Pasar Tumpang, dengan tarif antara 25 - 40 ribu / orang. Jangan naik angkot yang sedang ngetem / berhenti, karena pasti akan sangat lama. Sebaiknya jalan agak jauh sedikit ke arah kanan dari pintu keluar stasiun. Tunggu saja angkot AMG yang sedang lewat. .
Setelah sampai di Arjosari, naiklah angkot berwarna putih dengan kode TA menuju Pasar Tumpang, dengan tarif Rp.5.000 - Rp.10.000. Kira-kira butuh waktu 1 jam untuk sampai di tujuan. Mintalah untuk turun di depan SD N 1 Tumpang. .
Setelah turun, tepat di seberang SD N 1 Tumpang ada basecamp pendakian menuju Bromo dan Semeru. Masuklah ke dalam. Kalau beruntung, kalian bisa langsung menuju Ranupane dengan mencarter mobil Jib yang sudah bersiap-siap. Oh iya, tarif mobil jib ini Rp.550.000,00. Kalau terasa terlalu mahal, kalian bisa kok patungan dengan rombongan yang lain. .
Kira-kira butuh waktu 2-3 jam perjalanan menuju Ranu Pane. .
Bukan karena dengan begitu, kita akan mengerti banyak hal. Bukan pula kita akan jadi lebih tahu banyak hal. Apalagi jadi punya koleksi foto-foto keren di tanah orang. Di atas segalanya, saat kita kembali, sungguh, kita akan menjadi 'orang yang berbeda'.
Jangan habiskan waktu di jendela rumah/kantor/kendaraan yg sama setiap hari. Apalagi jangan habiskan waktu di jendela HP, laptop gagdet saja. Perjalanan menunggu di luar sana."
- Tere Liye -
Ok, berarti sekarang semangkanya dong?
Yup, ini dia!!
...
..
.
Segera ...
Setelah tiba di Ranu Pane, setelah melakukan registrasi, pukul 13:00 kami memulai perjalanan menapaki rute Jalur Pendakian Mahameru.
Setelah kira-kira 1 jam berjalan, akhirnya sampai juga di POS 1. Seperti tahun sebelumnya, di POS 1 ini pun kami menjumpai penduduk setempat yang berjualan makanan seperti gorengan dan semangka. Oh yeah, semangka man!! Tapi ini hanya semangka biasa. Bukan semangka yang ane maksud.
Total POS pendakian dari basecamp hingga Ranu Kumbolo ada 4. Dan di setiap POS ada warga yang berjaga sekaligus berjualan makanan.
Kira-kira 2 jam kemudian, pukul 16:00 wib, kami sampai di Ranu Kumbolo.
Tengah malam? well ... ini bahkan sudah mau mendekati waktu sahur. Jadi sepertinya akan lebih tepat kalau disebut dengan "Catatan Sepertiga Malam".
Hhh ... sudah hampir jam 2 pagi, dan masih belum ngantuk. Jadi ya, ane putuskan untuk melakukan sesuatu dan entah kenapa ... "ngeblog", tiba-tiba muncul di kepala.
Sejujurnya sih, sudah dari beberapa waktu yang lalu pengen nulis lagi. Cuma, entah kenapa rasanya berat banget. Dan anehnya, malam ini justru malah terasa enteng banget.
Ada banyak bahan yang mau ane tulis di sini sebenarnya. Diantaranya yaitu menepati janji ane buat nulis tentang Senja Di Gunung Prau. Trus bulan lalu juga ane baru aja selesai melakukan pendakian dari gunung Semeru, dan ini layak banget buat dilaporin di sini. Serta, satu lagi tentang lanjutan Obat Bagi Para Penulis.
Well ... I have no IDEA what the hell is wrong with me. Atau mungkin malah sebenarnya penjelasan dari masalah ini sangat sederhana. Bahwa Mr. Laziness sedang bertakhta di pedalaman jiwa dan raga ane.
Ya, penjelasan yang cukup rasional. Mengingat sebenarnya tidak terlalu banyak pekerjaan yang ane lakukan akhir-akhir ini selain nyari wangsit buat skripsi ...
Ya Allah ... that's the big deal!!
skripsi ... adalah kalimat pamungkas untuk menggambarkan betapa beratnya beban hidup ane saat ini.
sekarang ane jadi males buat lanjutin nulis ...
- my God!!
no!! No!! NO!! Live must go on, right??
there is no time left. Do it now, or you'll be stuck here forever ...
yakinlah, bahwa bukan hanya ente saja yang sedang memperjuangkan masa depan, bung! Banyak orang di luar sana yang bebannya bahkan puluhan kali lipat lebih berat daripada ente.
Ini hanya sekedar SKRIPSI. Dan lo tau? Bahwa sudah ada jutaan dan miliaran mahasiswa di luar sana yang lolos dari ujian kehidupan ini. Apa ente mau jadi 1 yang tidak lolos diantara jutaan lainnya?? Hanya gara-gara ente berputus asa dengan masalah ente?
All you need to do is just find the right question, and the next thing is to find it's answer.
- damn!! tapi kan enggak sesederhana itu??
akan menjadi sangat rumit jika kau malah tidak melakukan apa-apa!!
- Ok, jadi ane musti mulai dari mana??
Memilih jalan yang akan ente lalui.
- Kalau buntu?
Lakukan apapun yang bisa ente lakukan. Kecuali BERHENTI melakukan!!
Seperti janji saya beberapa hari yang lalu, kali ini saya akan berbagi informasi tentang sunrise spot yang JAUH lebih keren daripada bukit Sikunir yang sudah mulai "mainstream", yaitu Gunung Prau.
Well ... jujur saja, Gunung Prau pun sebenarnya juga sudah mulai Mainstream. Karena dari hari ke hari, pendaki yang mendirikan camp di tempat ini selalu bertambah, dari ratusan sampai ribuan. Ramai? Oh pastinya. Tapi meskipun demikian, kalian akan tetap kebagian spot-spot terbaik di Gunung Prau. karena tidak seperti Sikunir yang SEMPIT, Gunung Prau adalah sebuah tempat yang cukup luas untuk menampung para pendaki hingga angka ribuan dalam waktu satu malam. Oh yeah, tempat ini benar-benar luas, man!! *grinn*
Gunung Prau sendiri merupakan sebuah gunung yang terletak di dataran tinggi Dieng dan masuk ke dalam administratif 5 kabupaten yaitu; Wonosobo, Kendal, Batang, dan yang 2 lagi saya lupa (penjelasan dari petugas basecamp yang lupa dicatat). Tempat ini sangat luas dan dipenuhi dengan padang savana pada ketinggian 2.565 dpl (Lebih tinggi beberapa meter dari Ranu Kumbolo). Dan karena "penampakannya" yang sangat keren ini, banyak orang yang menyebut gunung prau sebagai Bukit Teletubies.
Bukit Teletubies:
Bukit Teletubies
Bukit Teletubies 2
Bukit Teletubies 3
Man ..., Gunung Prau itu seperti Hobbiton bagi saya. :D
Dulu waktu kecil saya suka mengangankan bisa camping di sebuah tempat luas seperti lapangan golf / padang rumput, yang saat malam saya bisa bebas melihat langit yang dipenuhi bintang. And here it is, Gunung Prau. Saya sudah berkali-kali datang ke tempat itu, dan tak pernah merasa bosan. Bahkan mungkin untuk "berkali-kali" yang selanjutnya dan seterusnya ... Karena belum pernah saya menemukan tempat senyaman Gunung Prau, selain Ranu Kumbolo.
Nah, untuk dapat sampai di puncak Gunung Prau, setidaknya kita bisa melewati beberapa jalur pendakian yang berbeda; yakni mealui Desa Igirmranak, Patak Banteng, dan Dieng. Entahlah kalau ada lebih dari tiga jalur yang bisa kita lalui. Karena yang saya tahu dan pernah saya lalui sampai saat ini cuma tiga jalur itu.
Masing-masing dari ketiga jalur di atas memiliki kelebihan dan kekurangannya. Langsung saja kita daki satu persatu.
Gunung Prau, 3 Jalur Pendakian
1. Jalur Pendakian Desa Igirmranak.
Gunung Prau, Jalur Pendakian Desa Igirmranak
Yang perlu kalian tahu dari Jalur Pendakian ini adalah, bahwa ini merupakan jalur pendakian yang PALING JARANG dilewati dari ketiga jalur penakian di atas. Yup, karena memang tidak dipromosikan secara baik oleh pemda dan masyarakat setempat.
Jika mau melewati jalur ini, dari Wonosobo kita bisa menggunakan kendaraan umum / pribadi menuju arah Dieng, kemudian berhenti di Pasar Kejajar, setelah itu belok kanan ke arah Desa Igirmranak.
Perlu diketahui juga, bahwa jalur pendakian ini tidak memiliki base camp (bukan jalur pendakian resmi), sehingga kalau kalian membawa kendaraan pribadi paling tidak harus dititipkan di rumah warga. Dan juga karena jalur ini tidak begitu populer di kalangan pendaki, jangan kaget kalau jalan yang dilewati akan dipenuhi semak-semak. Namun jangan khawatir kalau kalian butuh pemandu, penduduk setempat akan bersedia membantu.
Penampakan Jalur Pendakian:
Nilai Lebih:
Jalur ini masih sangat sepi, jadi kalian akan bisa menikmati proses hiking dengan lebih santai.
Setelah melewati daerah perkebunan warga dan hutan, jalan menuju Gunung Prau lumayan landai.
Pemandangan alam sekitar yang masih sangat asri, belum rusak karena proses pendakian, dan spot untuk mengabadikan momen / foto-foto juga belum "pasaran". Masih bisa dieksplorasi lagi.
Tempat yang cocok bagi kalian yang ingin merasakan sensasi menjelajah belantara, berpetualang seperti Dora The Ngeselin, merasakan kemilau jiwa muda yang seutuhnya.
Kekurangan:
Jarak dari desa Igirmranak hingga puncak lumayan jauh, setidaknya butuh waktu sekitar 3-4 jam untuk sampai ke puncak.
Karena jarang dilewati, kemungkinan jalan akan tertutup oleh semak-semak. Sehingga akan sangat repot jika baru pertama kali melalui jalur ini tanpa dibantu oleh pemandu.
#Update 20 Juli 2015
Jalur ini mulai dilalui oleh para pendaki. Mungkin kedepannya akan menjadi jalur alternatif yang cukup populer.
Sudah dipasangi plang / papan petunjuk jalan di sepanjang jalur menuju puncak gunung prau. Jadi bagi pendaki yang ingin menjajal trek ini, sudah tidak perlu lagi mengkhawatirkan masalah rute.
PENTING. Maaf, karena ada saja wisatawan bermental ndeso yang mulai usil dengan vegetasi di sepanjang trek Igirmranak ini. Maka jadilah pendaki keren yang tetap menjaga keasrian alam sekitar trek pendakian.
Video dokumentasi amatir Jalur Pendakian Desa Igirmranak:
Lihat Video:
2. Jalur Pendakian Patak Banteng
Gunung Prau, Jalur Pendakian Patak Banteng
Ok, Patak Banteng merupakan Jalur Pendakian yang menjadi primadona hampir semua pendaki Gunung Prau dari seluruh Indonesia. Karena aksesnya yang cukup mudah, dan base camp yang berada di pinggir jalan raya membuat para pendaki tidak kesulitan untuk merapat ke lokasi ini. Ditambah lagi, karena banyak orang yang mempromosikan jalur ini melalui berbagai media, menjadikan popularitas tempat ini kian melambung.
Untuk sampai di base camp Patak Banteng, kalian bisa berkendara dari Wonosobo menuju arah Dieng, dan setelah melewati gapura selamat datang ini,
Patak Bantneg, Gapura Dieng Plateau
tidak sampai 10 menit, kalian akan tiba di base camp Gunung Prau Patak Banteng, yang berada di kiri jalan raya.
ps. Update per 20 Juli 2015, basecamp Patak Banteng sudah pindah. Lihat plang / papan petunjuk di kiri jalan, depan TK Pertiwi / SDN Patak Banteng. Masuk ke gang desa (sebelah kanan jalan raya) sekitar 200 meter.
Papan Petunjuk Basecamp Patak Banteng
Menuju Basecamp (baru) Patak Banteng
Nilai Lebih:
Jalur ini ramai didaki setiap harinya, apalagi kalau weekend dan ada event khusus, yang mendaki bisa sampai ribuan, jadi kalian tidak perlu khawatir tentang rute.
Jarak antara base camp dan puncak lumayan dekat. Jika sedang sepi, butuh waktu sekitar 2-3 jam untuk mendaki.
Banyak fasilitas yang tersedia di base camp atapun sekitar base camp Patak Banteng. Seperti Masjid, Kamar Mandi, Rumah Makan, Lahan Parkir, dan Ranger yang siaga selama 24 jam.
Ada juga warung kecil yang menjual dan menyewakan peralatan camping jika kalian lupa membawa sesuatu dari rumah.
Serta fasilitas Ojek di POS 1, kalau kalian kelelahan dan ingin segera beristirahat di base camp.
Kekurangan:
Karena terlalu sering didaki, dan pendaki yang melewati jalur ini setiap harinya bisa sampai ratusan, maka jalur pendakian ini bisa menjadi sangat padat dan harus antre untuk melewatinya.
Antre di Patak Banteng:
Antre di Jalur Patak Banteng
Antre di Jalur Patak Banteng
Jalur pendakian ini juga terjal. Meskipun jalur yang rusak sudah diperbaiki (dibuatkan anak tangga), namun tetap terasa ekstrem karena sangat banyak dan menanjak.
Ramai. Kalau kalian lebih suka dengan ketenangan saat mendaki gunung / mendirikan kemah di gunung, maka hal ini bisa menjadi nilai minus paling tinggi.
Dan karena ramai, juga membuat puncak dekat Patak Banteng ini menjadi "Mainstream". Objek dari foto-foto yang kalian ambil akan sama / tidak jauh berbeda dengan orang lain.
Patak Banteng yang Ramai:
Ramainya Puncak Gunung Prau
Ramainya Puncak Gunung Prau
3. Jalur Pendakian Dieng
Gunung Prau, Jalur Pendakian Dieng
Dan akhirnya, Dieng. Secara pribadi, ini adalah jalur pendakian favorit saya. *uhuk*
Jalur Pendakian Dieng ini merupakan rute yang <awalnya> belum diketahui oleh banyak orang. Sudah mulai ramai sih, namun belum terlalu. Mungkin perbandingannya kira-kira 1:30 dengan Patak Banteng. Masih kalah populer ...
Untuk mencapai tempat ini, arahnya sama dengan Patak Banteng. Ikuti saja jalan menuju Dieng, kira-kira 10-15 menit dari Patak Banteng. Setelah sampai di pertigaan -- yang ke kiri arah Telaga Warna / Bukit Sikunir, dan ke kanan arah Dieng / Banjarnegara -- kalian ambil kanan. Nah di situ persis letak basecamp Jalur Pendakian Dieng.
Basecamp Jalur Pendakian Dieng - SMP 2 Kejajar
Dulu, kira2 pertengahan tahun 2014, jalur ini masih lumayan sepi, basecamp-nya juga belum semudah sekarang untuk ditemukan. Mungkin karena jalur ini sudah semakin populer, dan awalnya banyak pendaki yang muncak tanpa ijin basecamp, maka sekarang dibuatlah basecamp yang lebih mudah ditemukan.
Perlu dicatat kalau jalur pendakian Dieng ini memiliki 2 start yang berbeda. yang satu melalui SMP N 2 Kejajar dengan basecamp seperti gambar di atas, dan yang satu lagi melalui Candi Ndorowati. Keduanya tetap menuju puncak yang sama. Bedanya, kalau lewat SMP 2 kejajar, jalur yang dilalui lebih jauh tapi landai. Kalau lewat Candi Ndorowati, jalurnya lebih dekat tapi agak menanjak. Kalau diitung2 sih, relatif sama 2 jam perjalanan. Hanya saja, kalau lewat Candi terasa lebih adem treknya. Soalnya lewat hutan-hutan. Kalau trek SMP 2, lebih panas. Harus lewat daerah perkebunan warga dulu sih.
Kalau berminat lewat basecamp Candi Ndorowati, dari arah wonosobo setelah melewati basecamp SMP 2 di atas, lurus aja. Lihat sebelah kanan jalan, kalau sudah sampai Polsek Kejajar, di sebelahnya ada gang / jalan desa, nah masuk ke situ.
Ini merupakan jalur yang relatif masih sepi dan juga landai. Jadi selain bisa santai, kita juga bisa menikmati proses hiking dengan lebih nyaman.
Jalur yang cukup aman untuk dilalui bersama keluarga, terutama anak-anak.
Jarak dari base camp dengan puncak cukup dekat. Butuh kurang lebih 2 - 3 jam untuk mendaki.
Tersedia hampir semua fasilitas yang sama dengan base camp Patak Banteng, kecuali untuk tempat penyewaan peralatan camping (saya belum lihat yang ini).
Puncak yang berbeda dengan Patak Banteng, sehingga bagi kalian yang sudah pernah ke Gunung Prau bisa menyaksikan sunrise dari perspektif yang berbeda pula.
Karena jalur ini masih sepi, puncaknya juga sepi. Kalian akan mendapatkan privasi yang luarbiasa di sini.
Kekurangan:
Sejauh ini, yang menjadi sedikit kendala adalah petunjuk jalan yang agak kurang jelas. Karena di beberapa titik persimpangan jalan tidak dipasangi plang petunjuk arah.
Mungkin itu saja? so far so good.
Penampakan Jalur Dieng - Rute Candi Ndorowati :
Penampakan Jalur Dieng - Rute SMPN 2 Kejajar :
(+1) Jalur Pendakian Desa Kalilembu
Gunung Prau Jalur Pendakian Kalilembu
Update per 25 September 2015. Sebenarnya sudah agak lama sih mau nulis update jalur "baru" yang satu ini, tapi yah ... begitulah.
Nah, jalur pendakian Desa Kalilembu ini, merupakan jalur yang lumayan ... apa ya? yah lumayan lah pokoknya. Jalur ini letaknya tidak terlalu jauh dari Patak Banteng maupun Dieng (di tengah-tengah keduanya). Tepatnya di Desa Kalilembu. Dan dari kesemua jalur pndakian menuju puncak gunung prau, jalur ini saya beri predikat average, baik dari sisi lintasan, jarak, kelembaban udara, dan intensitas cahaya (??).
Untuk sampai ke basecamp Kalilembu, dari arah wonosobo naik kendaran apa saja menuju Dieng. Tidak terlalu jauh dari patak banteng, lihat sebelah kanan jalan ada gapura seperti d bawah ini, nah masuk saja ke dalam. Itu merupakan gapura menuju Desa Kalilembu.
Gapura Desa Kalilembu
Terakhir saya mendaki lewat Kalilembu, jalur ini masih sangat sepi. Karena rata-rata, para pendaki lebih suka melalui Patak Banteng yang lebih dekat / Dieng yang paling landai.
Namun kalau dilihat dari "jejak" yang ditinggalkan para pendaki di basecamp, sepertinya jalur ini juga sudah cukup dikenal. Tapi tetep, worth to try, kok ... :)
Nilai Lebih:
Umumnya jalur pendakian "baru", jalur ini masih sepi dari para pendaki. Jadi kalian bisa nyantai kalau lewat sini.
Jalur ini juga cukup aman untuk dilalui bersama keluarga dan anak-anak.
Jarak dari base camp dengan puncak cukup dekat. Bahkan bisa lebih hemat (kira2) 30 menit dibandingkan lewat Jalur Dieng.
Lintasannya adem, karena lebih banyak hutan daripada sawah / perkekebunan.
Petunjuk jalan yang sangat jelas. Jadi kebangetan deh kalau kalian sampai nyasar.
Banyak Bonusnya (Setelah melewati POS 1).
Bonus :
Gunung Prau Jalur Base Camp Desa Kejajar
Kekurangan:
Basecampnya sempit, Tempat pakir untuk kendaraan juga sempit. Entahlah, kalau nantinya jalur ini jadi ramai dan banyak yang datang bawa mobil, mau ditaruh di mana ya?
Basecamp yang sempit:
Basecamp Kalilembu (sempit)
Dibandingkan dengan basecamp Dieng / Patak Banteng, fasilitas di Kalilembu tergolong kalah banyak. (Fasilitas yang dimaksud adalah fasilitas di luar basecamp). Misalnya tempat rental peralatan camping, warung2 makan, dan Minimart (misalnya).
Banyak juga tanjakannya (Setelah melewat POS 2).
Tanjakan:
Ojek? Jangan harap! Karena kalian harus jalan kaki teruss ... dari puncak sampai basecamp.
well ... mungkin cuma itu. So far so good.
Penampakkan Jalur Pendakian:
======================
Nah, itu dia ketiga (+1) jalur pendakian menuju puncak Gunung Prau. Semoga tulisan yang saya berikan ini bisa menambah informasi bagi teman-teman yang ingin merasakan dinginnya fajar di Bukit Teletubies. Tambahan.
Di Gunug Prau sendiri ada peraturan yang harus ditaati oleh para pendaki.
Tentang hak dan kewajiban apa saja yang harus ditaati oleh para pendaki, bisa langsung dibaca di Fan Page resmi Gunung Prau.
Dan juga, setiap tanggal 5 JANUARI hingga 5 APRIL, akses ke Gunung Prau akan ditutup bagi umum. Ini adalah agenda rutin tahunan dalam upaya reboisasi kawasan wisata Gunung Prau. Jadi pastikan ya, kalian tidak mendaki pada tanggal tersebut. Tenang, karena matahari akan selalu bersabar menunggu kedatangan kalian ... :)
Oh iya, kebanyakan orang datang ke Gunung Prau hanya untuk mendapatkan SUNRISE. Padahal, sayang sekali ... Gunung Prau bukan hanya menawarkan Golden Sunrise saja lho, kalau kalian berangkat lebih awal, kalian juga bisa mendapatkan GOLDEN SUNSET. Dan menurut saya, justru ini yang Amazing!! Kalian mungkin sering melihat matahari terbenam dari tepi pantai, tapi pernah nggak melihatnya dari atas gunung??
Sumpah, itu keren banget!!
Kalau kalian sudah pernah lihat Sunrise dari Prau tapi belum pernah lihat Sunset-nya, jangan khawatir. Spoiler untuk tulisan saya selanjutnya ...