PRESIDEN PAIJO
Oleh: Anindra Yudya Pradana
Picture Credit: DhuhArt |
Aku menemukan sebuah benda yang cukup aneh di kamarku, pagi ini, ketika aku baru terbangun dari tidurku. Alat itu berbentuk tabung seperti tempat sampah, dengan sebuah tombol di tengahnya. Aku pikir ini cuma mainan anak-anak biasa. Tetapi, begitu aku tekan tombolnya, barulah aku tahu bahwa itu bukan sekedar tabung biasa atah mainan anak-anak, melainkan sebuah mesin waktu. Mesin waktu yang mampu menyedotku ke masa depan, ke jangka waktu beberapa tahun ke depan. Ketika tombolnya kutekan, mesin waktu itu langsung menyedotku masuk ke dalamnya. Tubuhku rasanya diaduk-aduk, kepala seakan-akan mau pecah. Jantung berdebar-debar tak karuan. Mirip mesin waktunya doraemon yang pernah aku baca dalam komik karya Fujiko F Fujio itu.
Aku kaget setengah takjub ketika aku menemukan diriku di Surabaya, kota kelahiranku, di tahun 2050. Kota itu kini begitu maju, rapi, bersih, berbeda jauh dengan zamanku. Bahkan, boleh kukatakan kota yang kulihat ini lebih bagus daripada kota-kota terbaik di dunia yang pernah ada di zamanku.
Aku berjalan-jalan menikmati keindahan kota. Kulihat orang-orang berpakaian aneh ,modifikasi dari pakaian Cak dan Ning Surabaya di zamanku. Rupanya, mereka jauh lebih menghargai model pakaian dari dalam negerinya sendiri daripada model pakaian yang terlihat usang. Terbukti, mereka menertawaiku. Mungkin pikir mereka aku adalah orang kuno yang ketinggalan zaman atau orang-orang yang sedang tergabung dalam karnaval baju-baju kuno.
Yang aneh, tidak ada lagi kendaraan yang mengeluarkan asap. Meski begitu, kecepatannya jauh melebihi kecepatan kendaraan di zamanku. Pom bensin berubah menjadi toilet umum dan orang-orang biasa kencing disitu. Setelah kencing, mereka bukannya membayar, malah dibayar oleh petugas yang menjaga. Ternyata, air kencing itu kemudian diolah lagi dan dijadikan bahan baku kendaraan super cepat itu! Busyeeeet…..