Rabu, 21 Januari 2015

Jika kau adalah jodohku

Standard
Picture Credit: SDagher
Nun di balik gunung, dusun terkurung, sunyi ...
Hiduplah seorang gadis bernama Ara, dan seorang pemuda bernama Ikal.
Saat mereka masih menjadi dua anak kecil yang kepalanya dipenuhi dengan kisah-kisah roman dari film India, mereka pernah berikrar untuk selalu hidup bersama-sama, dan akan menjadi pasangan suami istri yang berbahagia suatu saat nanti. Namun dunia pun tahu, bahwa takdir tidak selalu berjalan dengan indah layaknya game online. Dan inilah kisah mereka.

Waktu telah membuat Ara tumbuh menjadi seorang gadis berjilbab dengan wajah yang anggun. Ia mengejar gelar sarjana bidang Kesehatan di salah satu perguruan tinggi swasta di pulau Jawa. Meskipun berwajah ayu, namun ia terlahir dengan kepribadian Introvert. Hidup di dunia Ekstrovert membuat Ara menjadi remaja yang kurang bisa bersosialisasi. Meskipun pada dasarnya ia cukup berwawasan -- karena banyak membaca buku -- namun ia tidak begitu aktif mengikuti kegiatan di kampusnya. Satu-satunya kegiatan di luar jam kuliahnya adalah Paduan Suara. Ya, suara Ara cukup berkualitas jika dibandingkan dengan Fatin atau Joshua. Dan karena kelebihannya ini, Ara mengenal seorang pemuda bernama Rohmat.

Singkat cerita, sejak saat itu Rohmat adalah masa depan Ara yang baru. Apa lagi saat mereka mulai berpacaran, mereka saling menyatukan impian satu sama lain. Membangun masa depan yang indah, yang cacat dari penderitaan. Tidak ada hal lain yang lebih berharga selain kebersamaan mereka saat itu, seolah-olah dunia dan semua orang yang hidup di dalamnya adalah baground, hanya mereka berdua sang pemeran utama. Namun sayang, potongan-potongan impian Ara harus berserakan saat ia tahu Rohmat telah berselingkuh di belakangnya. Ara sadar, ia terlalu naif dengan hubungannya. Tidak ada cinta sejati yang bisa ia temui dengan mudah di dunia ini. Cinta sejati hanya ada pada film-film India. Gambaran tentang cinta sejati, seperti yang dulu pernah ia rajut dengan lugu bersama Ikal, sahabat masa kecilnya. Apa kabar ikal?

Saat bayangan tentang Ikal menguap melalui kepala Ara, secara ajaib hal tersebut menimbulkan Butterfly Effect dan membuat Ikal yang berjarak ratusan kilometer dari Ara menjadi berkeringat.
Ia sedang berkutat dengan pekerjaannya memanen kopi bersama Pamannya. Ya, saat banyak remaja melanjutkan pendidikan mereka di kampus-kampus keren, Ikal harus bersabar dengan takdirnya. Ia terus berikhtiar melalui pekerjaannya membantu sang paman sebagai buruh kebun kopi. Namun demikian, Ikal tidak pernah kehilangan keyakinannya akan mimpi yang sudah ia bangun selama ini. Bahwa ia akan mengubah kehidupan dirinya dan orang-orang di sekitarnya.

Di waktu senggang, Ikal selalu menyempatkan diri untuk menambah pengetahuannya dari buku-buku atau media online. Baginya, belajar tidak harus selalu dari sebuah lembaga resmi. Karena bahkan dari kebun kopi sekalipun, asal dia punya koneksi internet, Ikal bisa menambah pengetahuan dan bahkan penghasilannya hingga setara dengan pegawai PNS dalam satu bulan. Caranya? Ikal dulu bersekolah di SMK jurusan Komputer dan Jaringan. Selain belajar tentang Ilmu Komputer, Ikal juga mengasah kemampuannya dalam hal Desain Grafis. Dari situ lah ia mendapatkan penghasilan tambahan setiap bulan, dengan mengikuti kontes desain grafis online.

Dan seperti saat itu, ketika Ikal sedang mencoba untuk mengirimkan hasil desainnya ke internet, tiba-tiba muncul sebuah pesan di inbox facebooknya. Dari Ara.
Moment nostalgia pun dimulai, atmosfir penuh bunga-bunga dengan aroma teh pucuk harum menguar di udara, setelah sebelumnya Ara bercerita panjang lebar tentang pacarnya si Rohmat yang selingkuh dan akhirnya mereka putus. Ikal, mulai merajut masa depannya dengan Ara.

Sejak saat itu, Ara jadi sering sekali pulang ke kampung halaman mereka. Hal yang selalu Ikal nanti-nanti. Namun entah kenapa Ikal selalu merasa canggung berada di dekat gadis itu. Meskipun pada kenyataannya ia setengah mati berusaha terlihat keren. Mungkin karena kecantikannya, atau mungkin karena Ikal belum pernah memiliki kekasih selama ini.

Mereka mulai membangun kembali mimpinya bersama-sama, merencanakan acara liburan ke luar negeri, bepergian keliling Indonesia, dan lain sebagainya. Seolah-olah tanpa dikatakan pun, mereka sudah tahu bahwa mereka saling mencintai. Hanya saja, ikal selalu dbuat pusing dengan pernyataan dan pertanyaan Ara. Ara kurang bisa menjaga perasaan Ikal. Karena terkadang, Ara selalu bertanya seperti;
"Eh, kalau nanti suamiku enggak suka nonton film di bioskop, gimana ya, Kal?".
Padahal mereka sama-sama tahu, bahwa Ikal juga penggemar film, dan suka menonton berbagai genre film.
Atau saat mereka berdua menghadiri acara pernikahan teman, Ara akan bertanya seperti;
"Nanti kalau kamu nikah, aku bakalan dikasih seragam kan, kal? Kayak seragam keluarga itu tuh, kan bagus."
Dalam hati, ikal hanya bisa bertanya-tanya, "Apakah kau tidak mau menjadi orang yang aku nikahi, Ara?"
Berkali-kali Ara selalu mengisyaratkan bahwa ada kemungkinan-kemungkinan bahwa ia tidak akan menikah dengan Ikal, sementara Ikal, selalu berusaha untuk menjaga perasaan Ara dengan tidak pernah berbicara tentang hal-hal yang akan menyinggungnya, seperti topik tentang perempuan, dan sebagainya.

Hingga pada akhirnya, Ikal merasa benar-benar frustasi setelah semua usaha memberikan sinyal-sinyal dan tidak pernah sampai pada perasaan Ara. Oh, Ikal tidak pernah berusaha untuk menanyakan perasaan Ara secara langsung, karena ... ia tidak ingin merusak kebersamaan mereka. Ikal takut, jika pertanyaannya justru akan membuat Ara sedih dan ... pergi. Ikal terlalu takut.

Namun ikal mencoba untuk bertanya dengan cara yang lain. Ia memesan karangan bunga secara online dengan sebuah surat bertuliskan "Menikahlah denganku" dan membubuhkan namanya di sana. Namun setelah karangan bunga tersebut diterima oleh Ara, Ikal mengirimkan pesan dan berpura-pura bahwa ada kesalahan dalam pemesanannya.
"Duh, Sialan!! Maaf, Ra. Itu salah beli di internetnet. Jangan salah persepsi ya?"

Dan Ara hanya membalas,
"Arrasshooo"

Satu jam setelah itu Ikal mendengar sebuah lagu dangdut yang diupload ke Internet oleh Ara. Dinyanyikan oleh Ara sendiri, dengan judul Janji, dari Rita Sugiarto. Dan Ikal mengartikannya sebagai ... Jalan pikiran wanita yang susah ditebak dan ... hatinya terlalu dalam.

Sejak saat itu, hubungan Ara dan Ikal tidak banyak berubah. Mereka masih menjadi diri mereka apa adanya. Hanya saja ... Ikal selalu berdoa, seusai solatnya, dengan doa:
"Ya Allah, jika Ara adalah jodoh hamba, maka selamatkanlah ia untuk hamba. Jadikanlah ia wanita yang salihah, yang selalu mencintaiMu dan RasulMu, juga dapat mencintai hamba dan keluarga hamba, serta dapat selalu mengingatkan hamba akan Engkau dan menjaga hamba dari perbuatan yang Engkau larang."
Tanpa perasaan terbebani sedikitpun. Karena Ikal yakin, Ara adalah milik Tuhan yang menciptakannya. Jika ikal memintanya dengan jalan yang benar, maka Tuhan akan memberikannya. Bukankah Tuhan itu Maha Pemurah dan Penyayang?

Karena dengan begitu, Ikal akan dapat melanjutkan fokusnya untuk mengejar impian, dengan terus melakukan hal-hal konkret untuk memperbaiki kualitas dirinya. Hingga satu hari nanti, ia akan benar-benar menjumpai cinta sejatinya ... Dengan berharap, Ara juga sedang melakukan hal yang sama, ...
Bukankah menyenangkan jika setiap saat bisa bertemu dalam doa? Sebelum pertemuan yang sebenarnya ...

Muslim Couple | Source
by.
= Cholis Vindra R. =
 
ps. Entahlah, ini sejenis cerpen atau bukan, karena NARASI SEMUA ... :v
tiba-tiba saja cerita ini muncul di kepala dan ... well, kenapa nggak ditulis? besok2 masih bisa dikembangkan lagi, kan?

Salam hangat dari saya ...

Selasa, 20 Januari 2015

Tidak Sekarang

Standard
TIDAK SEKARANG ...

Picture Credit: Arayo


Sebab yang mencintaimu tidak hanya aku, aku lebih baik memilih diam. Agar kau tidak perlu kerepotan menghindariku setiap kali bertemu. Agar aku bisa menjadi temanmu. Agar kau tidak khawatir bersamaku.

Sebab yang mencintaimu tidak hanya aku, aku memilih diam. Bukan berarti aku takut. Aku hanya tidak ingin menjadi orang yang banyak bicara. Lebih baik aku bersabar terhadapmu.

Aku tidak ingin kau merasa tidak nyaman berada di dekatku. Biarlah semua menjadi rahasia yang tidak seorang pun tahu. Tidak akan ada teman yang menggoda saat kita berada di tempat yang sama.

Kau bisa bebas bercerita dan bermain bersama. Tanpa perlu merasa apa-apa. Tanpa perlu susah payah menghindariku hanya karena perasaanku. Tidak perlu sungkan membalas pesanku hanya karena khawatir menimbulkan sesuatu.

Biarlah semua aku simpan rapi. Agar aku bisa menjadi temanmu saat ini. Dan kau bisa menghadapi hidupmu tanpa perlu memikirkan bagaimana perasaanku. Kita tetap bisa saling bercerita sepanjang kita mau tanpa kau merasa ragu. Kita tetap bisa bermain bersama dengan teman yang lain dalam satu meja, tertawa bersama, tanpa rasa canggung.

Biarlah semua seperti ini. Keadaan ini aku pertahankan bukan karena aku takut memulai. Aku justru takut merusak suasana di waktu yang tidak tepat. Tidak semua perasaan harus dikatakan saat itu juga bukan?
Aku akan menunggu.

by.
Kurniawan Gunadi
Sumber.
Suara Cerita

Minggu, 11 Januari 2015

Merangkai serpihan

Standard
Januari! Happy new year! Welcome 2015!
Ok, ok. Sebelum kalian men-justifikasi ketidak tepatan saya terhadap waktu, ada seseorang yang pernah berkata bahwa Lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali.
Bener kan?

Picture Credit: threeonone
Well, sudah 11 tengah malam kehidupan di tahun 2015 ini terlewati, tapi entah kenapa kok rasanya sama saja seperti tengah malam 31 Desember 2014, atau tengah malam - tengah malam sebelumnya.
Mungkin bagi sebagian orang, awal kehidupan baru mereka dimulai di tahun ini. Bagi sebagian yang lain, hidup mereka berakhir bahkan sebelum mencapai tahun ini. Tapi bagi saya ... Hhh ... entahlah.

stuck ... Stuck ... STUCK!!

Saya bosan saat tiba-tiba bersemangat untuk memulai sesuatu yang baru, untuk kemudian tidak pernah menyelesaikannya. Lagi, lagi, dan lagi ...
Kalian tahu, saya punya sebuah proyek novel yang sudah saya kerjakan dari mulai tahun 2010. Dan setelah 4 tahun berlalu, naskahnya tidak pernah mencapai 1 bab utuh. Yang ada hanyalah setumpuk ide-ide dan penggalan-penggalan kejadian yang tersimpan di dalam catatan. Dan ironinya, sebagian besar ide-ide ini telah hilang bersama dengan HP saya. Oh iya, sebelum ini saya selalu menyimpan catatan dan ide-ide kreatif saya dalam HP. Dan, ini kelemahannya. Hilang sudah ...

Man, ini terasa "agak" berat sebenarnya, kalian tahu, untuk memulainya lagi dari awal. Mungkin emang ... sebaiknya saya segera meninggalkan zona nyaman ini. Karena ini mulai terasa melemaskan. Seperti nyamuk yang terus menerus menghisap darah melalui pembuluh jantung. Nyamuk yang besar.

Maybe this is it. Saatnya memulai dari awal.

Oh iya, RESOLUSI! Sebagai catatan, saya sudah mulai menyusun resolusi untuk tahun ini. Dan kali ini lumayan serius. Bahkan saya sedang meng-install aplikasi Adobe Indesign CS 5, untuk mulai mendesain buku jurnal yang baru untuk tahun ini. Buku Jurnal yang tidak bisa dibeli di toko buku manapun. Mungkin setelah desainnya selesai, akan saya upload ke blog ini. Yah, semoga saja resolusinya berjalan dengan lancar. Karena di dalamnya juga ada "rencana" untuk rutin blogging minimal 2x seminggu.

Weleh, tulisannya kacau kan? Cuz I have no idea, man ...
Ah, yang penting nulis.

Ok. Ini dia! Saatnya memulai awal yang baru. Let's start the new ending. The Extraordinary Ending.
Mulai merangkai serpihan yang berserakan, menjadi sebuah ... ah sudahlah.
Pokoknya kita mulai!

Selamat menjalani hidup yang baru, kawan!!

= Cholis Vindra R. =